Prinsip Dasar dalam Komunikasi Produktif

09 July 2009 ·
Satu hal, diblog ini tidak ada maksud untuk menggurui apalagi mengajari siapapun (toh saya ini siapa), tulisan - tulisan diblog ini merupakan hasil diskusi, berita, pengalaman dan informasi yang saya kumpulkan, kemudian saya tulis diblog saya ini.Seperti Tagline diblog saya, Place for new's and discussion.

Nah, tulisan diatas adalah salah satu prinsip dasar dalam komunikasi, yaitu mengkomunikasikan suatu keadaan.
Komunikasi saya kira merupakan salah satu bagian yang paling esensial dalam roda kehidupan profesional kita. Kita menyaksikan begitu banyak projek atau program perusahaan macet ditengah jalan hanya gara-gara dis-komunikasi para anggotanya. Sebaliknya, kita juga bisa menyaksikan sebuah arena lingkungan kantor yang bisa berjalan dengan indah lantaran didalamnya terbangun proses komunikasi yang elegan nan produktif.
Berikut ini saya akan mencoba menjabarkan empat prinsip dasar yang mungkin mesti selalu kita ingat manakala kita ingin menjadi seorang komunikator yang produktif, 4 hal ini saya kumpulkan beberapa waktu yang lalu dari berbagai artikel dan buku.

  1. Fokus pada solusi, bukan pada masalah.
Ketika kita berinteraksi di kantor, sering kita menyaksikan orang saling sibuk berbicara mencari kambing hitam, menyalahkan pihak lain, dan melulu berfokus pada masalah. Bagian produksi menyalahkan orang marketing. Bagian marketing menyalahkan orang Finance. Dan bagian HRD menjadi tempat tumpahan kekesalan semua departemen (capek deh..).
Alih-alih berfokus melulu pada masalah dan sibuk mencari siapa kambing hitamnya, komunikasi kita akan jauh lebih produktif jika kita fokus pada solusi. Sebagai misal, jika kita menemui hambatan dalam salah satu program kerja yang dijalankan di kantor, maka segera kita mesti berdiskusi mencari jalan keluar untuk mengatasi hambatan itu. Otak kita mesti kita gedor untuk segera bicara mengenai solusi, dan menutup pintu bagi munculnya kata-kata yang menyalahkan pihak lain.
Mencari-cari kesalahan dan meyalahkan pihak lain memang mudah, dan secara intuitif, banyak orang yang menyukainya (!) Namun ini hanya buang waktu, dan itulah mengapa banyak kinerja perusahaan macet ditengah jalan. Lipatlah kebiasaan ini dan simpan rapat-rapat didalam laci. Kelak jika Anda menemui rintangan, munculkan sikap yang FOKUS pada SOLUSI.
   
     2.  Ganti kata-kata Tidak Bisa menjadi Bisa.
Contoh sederhana : “Pak, kita TIDAK bisa menyelesaikan projek ini tanpa dukungan tim logistik yang handal”. Kalimat ini akan menjadi lebih produktif dan lebih optimisme jika kita ganti menjadi : “Pak kita bisa menyelesaikan projek ini dengan dukungan yang bagus dari tim logistik”. Atau contoh simpel lainnya : “Nak, kamu tidak akan naik kelas jika tidak belajar tekun”. Kalimat ini akan menjadi lebih elegan kalau kita ubah menjadi : “Nak, kamu pasti akan naik kelas jika rajin belajar”.
Para pakar psikologi bilang, semakin banyak kata “tidak” dan kata negatif lainnya kita ucapkan, secara tidak sadar hal ini akan mendorong perilaku kita ke arah negatif (tidak bisa, tidak mampu, dst). Sebaliknya, dengan framing kalimat yang positif, dan ini dilakukan secara repititif, akan membuat perilaku kita menjadi lebih optimis dan kian produktif.
Itulah mengapa ada sebuah nasehat yang mengharapkan agar setiap kosa kata yang mengandung makna negatif (seperti kata : tidak bisa, gagal, tidak mampu, tidak berpengalaman, tidak kompeten, dll) sebaiknya dienyahkan dari perbendaharaan komunikasi kita sehari-hari.

     3. Katakan apa yang anda inginkan, bukan apa yang tidak anda inginkan.
Prinsip ini mirip dengan prinsip nomer dua diatas. Yakni mengajarkan kepada kita untuk selalu membuat frame kalimat positif ketika ingin menyampaikan pesan. Sebagai misal, daripada mengatakan : “Mas, kalau nyetir mobil jangan kebut-kebut” lebih baik disampaikan dengan kalimat : “Mas, nyetir mobilnya hati-hati ya”. Atau contoh lain : “Kalau bikin laporan jangan ceroboh dan banyak bikin kesalahan”. Mengapa kita tidak menggantinya menjadi : “Kalau bikin laporan, tolong konsentrasi penuh agar semua data tersaji dengan akurat”.

     4. Fokus ke depan, bukan ke masa lalu.
Dalam lingkungan pergaulan di kantor kita acap mendengar kalimat seperti : “Nah, apa gue bilang kan……”. Atau kalimat seperti ini : “Nah, bener kan apa yang gue sampekan…”. Oke, kalimat-kalimat seperti ini memang membuat yang ngomong merasa “hebat”, but so what? Jadi, daripada fokus pada masa lalu sebaiknya kita ucapkan : “Okay, kita ambil hikmahnya. Mulai sekarang dan ke depan, kita harus lebih…..”. Kalimat ini akan membuat mitra bicara kita menjadi lebih mendapat respek. Kalimat itu juga akan membuat kita lebih bisa fokus pada solusi, dan maju ke arah masa depan yang lebih baik.

Keempat hal diatas adalah prinsip dasar dalam seni berkomunikasi di level manapun, saya sempat "mengalami" suatu hal yang berhubungan dengan komunikasi, dan dampak untuk diri saya dan karier saya tidaklah kecil, tapi amat sangat besar, saya harap teman - teman semua dapat memahami tentang seni dalam berkomunikasi dan tidak mengalami hal - hal yang tidak anda harapkan yang berhubungan dengan masalah komunikasi.

Selamat Berjuang,
-Feri-

0 comments:

Mention Me for Question

Recent Coments

Followers

Man Behind This Blog

My Photo
Feri Noviantoro
Saat ini penulis Bekerja sebagai Civil & Structure Engineer di Bidang Oil & Gas, meskipun pada awal karir tidak langsung kedunia engineering, tetapi pemahaman dan pengetahuan tentang engineering tidaklah hilang, sudah lebih dari 4 Tahun bergelut dengan dunia struktur, dan sempat menjadi pengajar untuk Teknik Rancang Bangun (AutoCAD 2D&3D, SAP2000, RAB) saat masih kuliah, penulis sekarang aktiv dalam Research and Development Program untuk beberapa software Structure Dynamics dan Drawing untuk Structural Detailing.
View my complete profile